Sabtu, 26 Oktober 2013

Sandiaga Uno Bisnis Investasi Kerja Keras

Biografi Pengusaha Sandiaga Uno


Pengusaha kelahiran Rumbai Pekanbaru, 28 Juni 1969, Sandiaga Salahudin Uno menjadi fenomena tersendiri karena sukses di umur relatif muda. Dia berhasil dengan PT. Saratoga Investama Sedaya dibidang keuangan dan investasi perusahan lain. Ini bukan tanpa resiko jelasnya, dia memperhitungkan semuanya terhitung untuk setiap perusahaan dibelinya.

Perusahaan- perusahaan ditangan dinginnya  tersebut malah berakhir gemilang. Beberapa perusahaan lantas dijualnya kembali dengan harga lebih tentunya. Kita sebut saja beberapa PT. Dipasena Citra Darmaja, PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN), dan PT. Astra Microtronics.

Sosoknya murah senyum membuatnya menyenangkan meski kita belum bertatatp mukan. Tak salah lagi senyumnya itu memang berarti sesuatu, apa arti senyumnya? Pria yang berdarah asli Gorontalo, lulusan universitas, Wichita State University yang berada di Kansas, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude, senyumnya diartikan pula penuh kepercayaan diri.

Sejak awal karirnya cemerlang bukan cuma faktor keberuntungan. Sandi merasa bahwa bisnis jadi pilihan terakhir ketika perusahaan tempatnya bekerja bankrut. Meski karirnya tercatat bagus saat itu. Dia cukup merasakan rasanya sakit menjadi pengangguran berusaha lebih keras dari sebelumnya. Tepat 1990, ia bekerja di Bank Summa, bank yang dimiliki oleh pengusaha terkenal, William Soeryadjaja. Sosoknya yang mudah bergaul membuatnya mudah mendapat kawan.

Akhirnya Bank Summa di tutup karena perang Timur Tengah, menjadikannya resmi seorang pengangguran. Hingg tahun 1993 Sandi lantas bergabung Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi sekaligus manajer investasi di MP Holding Limited Group di tahun 1994. Selanjutnya, pada tahun 1995, ia hijrah ke NTI Resources Ltd Kanada. Sandi mendapat kepercayaan menduduki posisi Excecutive Vice President NTI Resources Ltd dengan penghasilan 8000 dollar AS per bulan.

Bisnis jasa keuangan


Pengusaha terkenal itu menjadi sosok yang begitu berarti baginya; sebagai mentor bisnis seorang Sandiaga S Uno. Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di George Washington University Amerika Serikat dari William Soeryadjaja. Ia pun lulus dengan indeks prestasi kumulatif 4,00. Dekat dengan William Soeryadjaja membuanya dekat dengan putranya, Edwin Soeryadjaja.

Di 1998, Sandi bersama teman SMA -nya, Rosan Roeslani, kemudian mendirikan PT. Recapital Advisor. Kedekatannya dengan Edwin Soeryadjaja, membuatnya mudah mengembangkan bisnis. Ia kemudian bersama Edwin membangun PT. Saratoga Advisor, perusahaan jasa keuangan. "Saya berangkat dari nol, kembali dari luar negeri, saya masih numpang orang tua. Biasanya dapat gaji bulanan, sekarang bepikir bagaimana survive," tuturnya.

Bukan bisnis yang menjanjikan ketika mereka menawarkan sebuah jasa. PT. Saratoga Advisor hanya dikenal sebagai pemain baru. Perusahaan- perusahaan besar menyebut mereka sebagai anak kemarin sore. Tetap berjuang, Sandi menawarkan portfolio nya, mencoba meyakinkan pengusaha itu. "Saya pernah di PHK di saat krisis, bahkan ditolak oleh 25 perusahaan untuk bekerja dan bahkan hasilnya nihil tidak mendapat apapun."

Setelah enam bulan menjalankan jasa konsultasi miliknya. PT. Saratoga Advisor mulai dipercaya perusahaan, mereka meminta ia dan Edwin membantu masalah keuangan dan restrukturisasi. Mekanisme perusahaan Saratoga adalahan menghimpun modal investor kemudian mengakuisisi perusahaan. Perusahaan- perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Setelah sehat, Saratoga menjual kembali dengan harga lebih bagus.

Perusahaan tersebut memiliki saham besar di PT. Adaro Energy Tbk, sebuah perusahaan yang memiliki usaha batu bara dengan cadangan 928 atau kedua terbesar di Indonesia. Lain di Bisnis dan keluarga, Sandi mengaku sangat sayang kelurga dan terkadang merasa berdosa. Dia menyeut hidupnya yang padat dengan jadwal di luar keluarga. Selain bisnis, Sandiaga Uno juga aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan pernah meduduki posisi ketua.

Tatapi dari semua itu, Sandi mengaku menyempatkan waktu selama sabtu dan minggu hanya untuk keluarga.

 "Sebenarnya saya malas untuk pergi ke Mal. Tetapi, ya sedikit menyenangkan anak lah," ujar ayah dari dua putri,  Anneesha Atheera dan Amyra Atheefa. "Jujur saya ingin selalu di antara mereka. Saya ingin memberikan yang terbaik," Sandi menambahi dengan serius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar