Jumat, 18 Oktober 2013

Profil Purdi E Chandra Pemilik Primagama Jaya

 Sejarah Berdirinya Primagama

  

Pengusaha terkenal Purdi E Chandra kelahiran Lampung, 9 September 1959, dan menjadi sosok pebisnis yang non konvensional melalui perusahaanya Primagama. Dia dikenal suka berbisnis semenjak kecil bahkan sejak duduk di bangku SMP. Bisnisnya meliputi dari beternak bebek dan ayam, menjual telurnya ke pasar. Sosoknya dikenal karena perjalanan bisnis, pendidikan, dan kegagalan. Ia memang sering membagikan ilmu bagaimana jadi pengusaha sukses berani mengambil resiko.

Hidup dari keluarga tidak mampu membuatnya selalu berpikir jau kedepan. Purdi memang merupakan sosok pekerja keras, mudah bergaul, serta cerdas. Terbukti selama membangun bisnisnya dia dikenal tercatat sebagai mahasiswa empat fakultas sekaligur di dua perguruan tinggi berbeda. Namun jiwanya merasa tidak mendapatkan apa- apa, dia memilih melanjutkan bisnisnya, keluar dari kampus.

Bisnisnya utamanya adalah bimbingan belajar yang dikerjakan jauh sebelum kuliah. Purdi bersama beberapa temannya mendirikan Lembaga Test Primagama. Dia yang juga tercatat mahasiswa di UGM, Yogyakarta, merasa mampu membuat sebuah sistem sendiri. Purdi mencoba membantu calon mahasiswa baru agar bisa masuk perguruan tinggi negeri. Dengan modal hanya Rp.300 ribu, mereka resmi mendirikan Primagama di 10 Maret 1982, di Yogyakarta.  

"Di universitas entrepreneur, tidak ada nilai, tidak sertifikat, atau title," ucapnya. Purdi selalu menegaskan prinsip itu. Ayahnya, Mujiyono dan ibunya, Siti Wasingah sendiri selalu mensuport keinginan anaknya untuk mandiri. Dia berangkat merantau mencoba melihat kelemahan dirinya. Pelan pelan kelemahan diperbaikinya, dia mengaku kini telah tahan banting.

Bisnisnya unik di bidang pendidikan ketika ia sendiri tidak menyelesaikan pendidikan. Ia memulai dari menyewa ruang kecil dan disekat menjadi dua. Murid pertama hanya dua orang yaitu tetangganya sendiri. Biaya les hanya Rp.50 ribu untuk dua bulan. Kalau tidak ada les, maka Primagama akan mengembalikan uangnya. Dua tahun kemudian nama Primagama mulai dikenal. Kunci bisnis Purdi yaitu melihat tingginya antusias siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi negeri ternama.

Itu menjadi ide cemerlang, berbekal pengalaman masuk UGM, dia dan temannya fokus memecahkan soal- soal masuk perguruan tinggi. Semenjak kesuksesan itu, nama Primagama mulai banyak ditiru, ia pun membutuhkan inovasi baru untuk bertahan di bisnis bimbel. 

Ia membuat slogan "Ikut Primagama pasti masuk perguruan tinggi, atau uang akan kembali."

Purdi mencari anak- anak cerdas di bidangnya, kemudian mengangkat mereka sebagai pengajar. Fokusnya memastikan 90% bisa masuk perguruan tinggi negeri. Usaha Primagama jatuh bangun, dari satu otlet menjadi 200 oulet di 106 kota. Pendapatanya sekarang hingga 70 miliar loh. Selain itu juga membuka peluang bisnis sejenis menjamur di Indonesia. Primagama sebagai pelopor kini telah berubah menjadi perusahaan holding, atau perusahaan induk bagi usaha- usaha lain.

Mereka mebawahi 20 perusahaan berbeda bergerak diberbagai bidang; pendidikan formal, pendidikan non-formal, telekomunikasi, biro perjalanan, rumah makan, supermarket, asuransi, lapangan golf dan lain sebagainya. Ia juga disibukan kegiatan berorganisasi sekaligus sebagai pimpinan perusahaan. Purdi sendiri aktif menjadi ketua Perhimpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogya dan pengurus Kamar Dagang Industri Daerah (KADINDA).

Selain itu ia juga tercatat sebagai anggota MPR RI utusan daerah DIY. Purdi lalu mendirikan Entrepreneur University (EU) yang hanya memakan waktu enam bulan dan kuliah dua minggu. PT. Primagama Bimbingan Belajar memiliki 694 cabang, sebagian besar merupakan konsep waralaba. Hari Nuryanto, selaku Direktur Marketing dan Pengembangan Bisnis, mengatakan cabang Primagama sudah ada di 255 kabupaten kota. Dengan rincian beberapa merupakan waralaba dengan masa kontrak 5 tahun.

Ia mengatakan Primagama beridiri sejak 1982, mulai diwaralaba di 2001. Dia mengatakan total tiap cabang Primagama mampu menampung 200.000 murid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar