Minggu, 03 November 2013

Bisnis Rokok Kretek Djarum Triliunan

Biografi Pengusaha Robert Budi Hartono



Robert Budi Hartono ternyata kelahiran Kudus, Semarang, tanggal 18 April 1941, Robert Budi Hartono atau yang memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong, merupakan anak kedua pendiri perusahaan Djarum Oie Wie Gwan. Perusahaan yang sebelumnya bernama Djarum Gramophon, sebuah usaha kecil dibeli oleh ayahnya di 1951. Selain bisnis Djarum, bersama kakaknya, Michael Bambang Hartono, tercatat memiliki saham lima puluh persen di Bank BCA.

Selain itu, mereka juga memiliki 65.000 hektar perkebunan sawit di Kalimantan. Ia dan kakaknya, Michael Hartono telah memulai semuanya di bisnis keluarga. Robert di usia 20 tahun menerima warisan sang ayah. Kedua bersaudara bahu membahu membangun kerajaan bisnis hingga sekarang. Mereka mendapatkan warisan walau tidak sempurna berjalanan. Bisnis mengalami cobaan di awal, keduanya menerima bisnis tersebut ketika pabriknya mengalami kebakaran.

Ayahnya menginggal di tahun 1960- an, tak lama setelah kebakaran di pabrik Djarum. Kala itu, Robert harus menghadapai prasangka masyarakat atas orang keterunan Tionghoa. Ia dan kakaknya akhirnya tak ragu untuk melepaskan pendidikannya di Universitas Diponegoro. Mereka memutuskan menghadapi segala hal prasangka bermodal bisnis keluarga. Dengan semangat pantang menyerah, kedua bersaudara memilih fokus mengembangkan bisnis rokoknya.

Mereka bahkan mendatangkan para teknisi asing demi memberi pelatihan pekerja di Djarum. Hasilnya, keduanya menyelamatkan bisnis keluarga tersebut. Mereka menjadikan Djarum fokus tidak hanya membuat tapi meriset pasar. Djarum mulai melirik pangsa pasar dunia terutama di kawasan Amerika. Tercatat Djarum menghasilkan 48 milyar per- tahun atau 20% rokok di pasaran. Pertumbuhan seperti ini membuat perusahaan mudah melakukan ekspansi bisnis lain.

Pabriknya mulai mengadaptasi mesin rokok putih memproduksi rokok kretek. Djarum juga mengadopsi pembukuan modern, lalu memperbaiki manajeman. Sejak 1972, mereka bahkan mengembangkan merek merek khusus dijual ke luar negeri. Hasilnya mereka mulai memasarkan andalan merek Djarum Super diluncurkan di 1984. Enam tahun dilalui, Djarum telah menguasai 31% pasar rokok nasional atau menjadi perusahaan rokok kretek nomor 1 di Indonesia.

Keberhasilan tersebut tampaknya tidak membuat kemitraan mereka terpecah. Keduanya semakin solit dalam berbisnis dan berinvestasi. Tercatat jika ada nama Robert Budi Hartono maka disana akan ada biogafi sang kakak, Michael Bambang Hartono.

Ekspansi bisnis


Grup Djarum dikenal menguasai bisnis di bidang lain seperti perbankan dan juga media. Melalui kepemilikan saham mayoritas, Grup Djarum menguasai BCA, tepatnya di tahun 2008, Grup Djarum telah menguasai 51 persen yang berarti saham mayoritas. PT. Bank Central Asia menurut Bank Indonesia memiliki aset sebesar 1,3 triliyun.. Dia dan sang adik melalui Farindo Holding Ltd. yang dibeli melalui Alaerkan, membeli saham BCA senilai 51% tersebut.

Keduanya memiliki saham atas Farindo 92, 18 % salain perusahaan asing Amerika, Farallon dengan nilai saham sekarang 7, 82 %. Sebelumnya, Alaerkan hanya pemilik 9, 36% sedangkan Farallon pemilik saham mayoritas 90, 64%. Berubahnya komposisi saham, ini membuat sacara langsung Alaerka lah pemilik saham mayortias Farindo manjadi penguasa BCA.

Farindo sendiri merupakan perusahaan investasi berpusat di Mauritius. Selain BCA, Grup Djarum juga aktif melakukan bisnis lain tapi serupa. Perusahaan memiliki dua buah bank tepatnya yakni Bank Haga dan Bank Hagakita. Di 13 Juli 2006, keduanya resmi dijual ke Rabbobank Group yang berpusat di Belanda. Bank Haga dan Hagakita memiliki total aset 3, 97 triliun per- 31 Desember 2005. Keduanya memiliki 78 kantor cabang terbagi di Jawa Tengah, Bali Sumatra, dan total karyawan 1.537.

Grup Djarum memilih fokus di BCA melalui modal kapitalis Rp.61,665 triliun.

Lainnya, Grup Djarum masuk ke bisnis properti melalui Grand Indonesia sedangkan elektronik melalui merek terkenalnya Polytron. Grand Indonesia merupakan kawasan bisnis mewah tepat di jantung ibu kota, kawasan Hotel Indonesia, Djakarta. Djarum menggabungkan fungsi pusat belanja, perkantoran, apartment, dan hotel sekaligus. Untuk kawasan belanja dikutip website Grand Indonesia, mereka menawarkan pusat belanja 250 ribu per segi delapan lantai.

Baca juga: Bisnis Pembuatan Website makassar

Sedangkan Hotel, Djarum memilih mendesain ulang Hotel Indonesia yang sudah ada sejak 1960. Hotel yang dulunya bernama Hotel Indonesia Kempinski oleh Kempinski Group, memiliki 280 kamar yang berstandar Internasional. Hotel yang dikenal setara  The Raffles Singapura dan The Oriental Bangkok. Yang tak kalah penting, menara BCA yang sejajar pusat belanja Grand Indonesia. Salah satu menara tertinggi di Jakarta dengan total lantai 11 ditambah ruang fitnes.

Sektor lainnya, Group Djarum memilih dunia Internet dengan memulai bisnis online. Malalui Global Digital Prima Venture, Rebert dan kakakanya melalui Kaskus mencoba menjajaki kerja sama. Ada sedikit kontrofersi, apakah Kaskus dibeli Djarum, tetapi Ken Dean Lawadinata salaku CEO menolak sebutan akuisisi. Di pihak lain, founder Kaskus, Andrew Darwis mengaku hanya berbagi pertnership dengan keuntungan share knowledge dan funding. 

Robert Budi Hartono sangat menyukai olah raga terutama bulu tangkis. Ia memulai dari sekedar hobi hingga perkumpulan bulutangkis (PB) Djarum terbentuk 1969. Di lapangan melinting kretek, Robert menemukan talenta dari seorang Liem Swie King. Dia benar- benar mampu melihat sesuatu dari anak tersebut hingga dikenal sebagai "King Smash".

Minggu, 27 Oktober 2013

Merantau ke Singapura Mendirikan 14 Perusahaan

Profil Pengusaha Julie Shie


Sukses Julie Shie, seorang pengusaha wanita Indonesia, adalah mampu membangun puluhan perusahaan di Singapura. Dia orang Indonesia asli loh. Sekarang sudah memasuki umur 30 tahun tapi jejak suksesnya lebih jauh. Dia telah mampu menghasilkan uang milyaran dollar melalui berbagai usaha. Tepatnya, dia memiliki 14 perusahaan yang berkantor di Singapura dan Indonesia.

Soal bisnisnya, salah satu perusahaanya melayanin jual beli dua negara; Indonesia dan China. Dia melalui perusahaan Worldwide Shipping Logistic Service Pte Ltd, menjembatani jual beli karet sejak 2006.

Memulai usaha tidak perlu menuggu pengalaman atau modal harus segudang. Dia telah membuktkan itu melalui dirinya sendiri. Di lahirkan dari keluarga pekerja keras, perempuan kelahiran Aceh ini, sukses menjadi pengusaha multi- nasional. Ia berhasil bahkan sebelum menginjak kepala empat, yang sering disebut usia mapan berbisnis.

Dia lahir di keluarga yang kekurangan, dididik untuk menghargai uang miliknya. Di sebuah kota kecil di kawasan Aceh, ayahnya adalah juragan angkot serta memiliki laundry. Julie mengaku sering tidak diberi uang saku karena semuanya butuh pengorbanan. Ia harus berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

"Untuk beli permen Rp.50 aja, saya lebih dulu ditanya macam- macam," kenangnya.

Alhasil hidupnya penuh kemandirian, yakni dimulai dari ia ikut membantu ayahnya berbisnis laundry. Ia ikut menjalankan bisnis laundry di sekitaran rumah saja. Setiap hari, ia di usia enam tahun bekerja memilah dan menandai baju pelanggan ayahnya. Julie Shie yang bernama asli Yulianty sering ikut ibunya berpindah- pindah menemani berbisnis. Dia pun menjadi sosok mudah akrab dan pandai berkomunikasi bahkan saat bertemu orang baru.

Ia menjadi sosok supel dikalangan temannya, tetapi tetap bisa menjaga diri baik. Selain itu Julie menjadi satu sosok yang tak lepas dari segala usaha.

Hobi bisnis


Keasyikan membantu bisnis kedua orang tuanya membuat nilainya sempat jeblok. Karena jadi pengusaha membuat nilainya turun. Di semester pertama masuk sekolah, ia bahkan belum bisa membaca seperti teman- temannya. Ia begitu malunya ketika raport miliknya dikembalikan dan bertekat untuk berubah. Sejak masa itu, ia jadi pekerja keras, hingga mampu mendapatkan ranking satu sejak kelas dua SD hingga SMP. Tapi jangan salah, dia masih asik dengan kegemarannya berbisnis.

Di usia delapan tahun, Julie berbisnis permen dan makanan ringan di sekolah. Modalnya hanya uang saku ia sisihkan sedikit demi sedikit. Ia membali barang di toko grosir milik tantenya kemudian menjualnya kembali. Usia 14 tahun, ia bekerja paruh waktu di toko unggas dan elektronik. Masa SMA, Julie memilih memberikan les privat mendapatkan Rp.80.000- Rp.120.000 per- hari. "Kalau dikumpulkan, gaji saya bisa setara pekerja kantoran," ucapnya bangga.

Julie berhasil menggabungkan dalam bisnis dan pendidikan. Dia berhasil menggabungkan antara bekerja, belajar serta bersenang- senang. Ia bahkan masih sempat merencanakan masa depannya ketika anak- anak lain tidak. Selepas SMA, Julie fokus dengan karir bukan bisnis, mencoba mencari pengalaman mungkin. Ia memilih bekerja sebagai pegawai perusahaan asing. Pekerjaan tersebut buatnya karena menghabiskan waktu dengan lembur hingga jam 5.

Lantaran perusahaan menghadapi pasar dollar yang aktif di jam 12 malam, Julie selalu lembur setiap harinya dan pulang pagi. Tak tahan, ia akhirnya keluar setelah tiga bulan kemudian bekerja di PT. Toba Internesa, perusahaan jasa forwarding. Ia dipercaya memegang cabang di Pekanbaru dan Padang karena prestasinya. Ada masalah internal membuat Julie akhirnya mengundurkan diri ketika berusia 19 tahun. Ia kemudian latah mendirikan perusahaan forwarding sendiri, yakni PT. Samudra Indah Berkatindo.

Perusahaan tersebut menjadi titik balik ekpansi bisnisnya. PT. Samudra Indah Berkatindo berhasil menjadi satu jalan terbaik untuk ekspansi ke berbagai negara tetangga. Julie memilih Singapura sebagai penghubung lahirlah Wordwide Shipping Logistic. Seterusnya, bisnis tersebut berkembang dari penghubung China hingga Thailand. Ia mendirikan perusahaan baru Andaman Worldwide Shipping Co Ltd. Modal awalnya cuma 30 juta, itupun ia pinjam dari ayahnya dan seorang teman.

Selain perusahaan di atas, Julie bergerak dibidang properti di Indonesia, Singapura, dan Thailand. Di tahun 2013, dia setidaknya memiliki 14 perusahaan dengan mobilitas tinggi Singapura- Indonesia. Julie masih bisa mengontrol semuanya secara baik. Di 2006, Worldwide Shipping Logistic menjembatani perdagangan karet di Indonesia oleh China. Ia kemudian membangun lagi perusahaan, Omega Shipping Pte Ltd, yang mengurusi perdagangan komoditas Sino dari Asia ke China.

Setahun kemudian, Julie tetap fokus jasa forwarding malalui Andaman Worldwide Shipping Co Ltd di Thailand. Di tahun 2010, penyuka masakan Indonesia ini mendirikan Worldwide Property Investment Ltd di Singapura, Indonesia, dan Thailand yang menjadi pemasar proyek properti di beberapa negara. Tahun ini, ia bakal membuka kantor di Shanghai, Jepang, dan Korea. Ibu Jiratchaya Angel Parnitehkul, 18 bulan, memang dikenal memiliki aktivitas padat yakni mengurusi 14 perusahaan yang tersebar di tiga negara.

"Saya pernah ada di tiga negara dalam satu hari, atau menghadiri 10 meeting dalam sehari," katanya. Tapi, ia memberi catatan, meeting tidak berada di Indonesia yang jalanan macet. Meski sering tak ada di kantor, Julie tetap bisa memantau bisnisnya.

"Semua sudah ada sistem. Saya tinggal kontrol pakai ponsel pintar," katanya.

Kini ia fokus menggarap proyek BUMN asal China, fokusnya di sektor pertambangan.Apa rahasianya? itu hanya soal komitmen, ketekunan, dan keinginan dari setiap usahanya. Julie sakarang mengerjakan proyek besar untuk perusahaan mining di China. Dia juga menjadi distributor untuk water heater di Singapura untuk Indonesia.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Sandiaga Uno Bisnis Investasi Kerja Keras

Biografi Pengusaha Sandiaga Uno


Pengusaha kelahiran Rumbai Pekanbaru, 28 Juni 1969, Sandiaga Salahudin Uno menjadi fenomena tersendiri karena sukses di umur relatif muda. Dia berhasil dengan PT. Saratoga Investama Sedaya dibidang keuangan dan investasi perusahan lain. Ini bukan tanpa resiko jelasnya, dia memperhitungkan semuanya terhitung untuk setiap perusahaan dibelinya.

Perusahaan- perusahaan ditangan dinginnya  tersebut malah berakhir gemilang. Beberapa perusahaan lantas dijualnya kembali dengan harga lebih tentunya. Kita sebut saja beberapa PT. Dipasena Citra Darmaja, PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN), dan PT. Astra Microtronics.

Sosoknya murah senyum membuatnya menyenangkan meski kita belum bertatatp mukan. Tak salah lagi senyumnya itu memang berarti sesuatu, apa arti senyumnya? Pria yang berdarah asli Gorontalo, lulusan universitas, Wichita State University yang berada di Kansas, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude, senyumnya diartikan pula penuh kepercayaan diri.

Sejak awal karirnya cemerlang bukan cuma faktor keberuntungan. Sandi merasa bahwa bisnis jadi pilihan terakhir ketika perusahaan tempatnya bekerja bankrut. Meski karirnya tercatat bagus saat itu. Dia cukup merasakan rasanya sakit menjadi pengangguran berusaha lebih keras dari sebelumnya. Tepat 1990, ia bekerja di Bank Summa, bank yang dimiliki oleh pengusaha terkenal, William Soeryadjaja. Sosoknya yang mudah bergaul membuatnya mudah mendapat kawan.

Akhirnya Bank Summa di tutup karena perang Timur Tengah, menjadikannya resmi seorang pengangguran. Hingg tahun 1993 Sandi lantas bergabung Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi sekaligus manajer investasi di MP Holding Limited Group di tahun 1994. Selanjutnya, pada tahun 1995, ia hijrah ke NTI Resources Ltd Kanada. Sandi mendapat kepercayaan menduduki posisi Excecutive Vice President NTI Resources Ltd dengan penghasilan 8000 dollar AS per bulan.

Bisnis jasa keuangan


Pengusaha terkenal itu menjadi sosok yang begitu berarti baginya; sebagai mentor bisnis seorang Sandiaga S Uno. Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di George Washington University Amerika Serikat dari William Soeryadjaja. Ia pun lulus dengan indeks prestasi kumulatif 4,00. Dekat dengan William Soeryadjaja membuanya dekat dengan putranya, Edwin Soeryadjaja.

Di 1998, Sandi bersama teman SMA -nya, Rosan Roeslani, kemudian mendirikan PT. Recapital Advisor. Kedekatannya dengan Edwin Soeryadjaja, membuatnya mudah mengembangkan bisnis. Ia kemudian bersama Edwin membangun PT. Saratoga Advisor, perusahaan jasa keuangan. "Saya berangkat dari nol, kembali dari luar negeri, saya masih numpang orang tua. Biasanya dapat gaji bulanan, sekarang bepikir bagaimana survive," tuturnya.

Bukan bisnis yang menjanjikan ketika mereka menawarkan sebuah jasa. PT. Saratoga Advisor hanya dikenal sebagai pemain baru. Perusahaan- perusahaan besar menyebut mereka sebagai anak kemarin sore. Tetap berjuang, Sandi menawarkan portfolio nya, mencoba meyakinkan pengusaha itu. "Saya pernah di PHK di saat krisis, bahkan ditolak oleh 25 perusahaan untuk bekerja dan bahkan hasilnya nihil tidak mendapat apapun."

Setelah enam bulan menjalankan jasa konsultasi miliknya. PT. Saratoga Advisor mulai dipercaya perusahaan, mereka meminta ia dan Edwin membantu masalah keuangan dan restrukturisasi. Mekanisme perusahaan Saratoga adalahan menghimpun modal investor kemudian mengakuisisi perusahaan. Perusahaan- perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Setelah sehat, Saratoga menjual kembali dengan harga lebih bagus.

Perusahaan tersebut memiliki saham besar di PT. Adaro Energy Tbk, sebuah perusahaan yang memiliki usaha batu bara dengan cadangan 928 atau kedua terbesar di Indonesia. Lain di Bisnis dan keluarga, Sandi mengaku sangat sayang kelurga dan terkadang merasa berdosa. Dia menyeut hidupnya yang padat dengan jadwal di luar keluarga. Selain bisnis, Sandiaga Uno juga aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan pernah meduduki posisi ketua.

Tatapi dari semua itu, Sandi mengaku menyempatkan waktu selama sabtu dan minggu hanya untuk keluarga.

 "Sebenarnya saya malas untuk pergi ke Mal. Tetapi, ya sedikit menyenangkan anak lah," ujar ayah dari dua putri,  Anneesha Atheera dan Amyra Atheefa. "Jujur saya ingin selalu di antara mereka. Saya ingin memberikan yang terbaik," Sandi menambahi dengan serius.

Indorama Corporation Kisah Perantau

Profil Pengusaha Sri Prakash Lohia



Prakash lahir di Kolkata, India, 11 Agustus 1956, datang ke Indonesia pada tahun 1973, sebagai pengusaha tekstil bersama ayahnya Mohan Lal Lahia, yang kemudian mendirikan perusahaan Indorama Synthetics. Prakash bersama saudaranya Anil Prakash Lohia mengembangkan polyester fiber melalui Indorama sebagai basis bisnisnya. Namun, dia bukan lah satu- satunya pebisnis India sukses, ada sederet nama beken lainnya. Dan, mereka masuk jajaran terkaya, baru lah ketika di Indonesia dirinya sesukses sekarang.

Tak disangka, dia adalah kakak ipar dari Lakshmi Mittal yang dikenal sebagai raja baja dunia. Prakash merupakan nama baru di dunia, dikenal memiliki kekayaan $2,65 juta, menjadikanya pengusaha terkaya Indonesia baru versi Forbes. 

Indorama merupakan cikal bakal semuanya, didirikan oleh sang ayah. Prakash tengah mencoba berbisnis bahan baku dimana instingnya benar betul. Ia mendirikan perusahaan polyester terbesar di dunia, menjadikan Indonesia sebagai basisnya. Bermula pabrik benang di 1976, perusahaan Indorama mencari bisnis lain sebagai bentuk ekspansi. Perusahaan mulai membuat polyester fiber, polyester bottle- grade (PET), hingga damar di 1995. 

Perusahaan yang induknya kini berada di Singapura, Indorama Corporation, menghasilkan berbagai produk. Indorama menghasilkan polypropylene, polyethylene, PET resin, poliested sampai sarung tangan medis. Saat ini pabrik dari perusahaan Indorama dapat dengan mudah ditemui di berbagai kota terutama di Jakarta. Bekerja sebagai induk, Indorama membawahi perusahaan lain dalam naungan satu group. Perusahaan PT. Indorama Synthetic, perusahaan pengolah petrokimia.

Lalu Indorama IPLIK, Indorama Shebin, dan ISIN Lanka, ketiganya menghasilkan benang pital. Perusahaan pembuat sarung tangan medis dibawahi oleh Medisa Technologies. Sejak 1995, Prakash melalui Indorama juga mulai melirik pasar real estate dibawah naungan Indorama Real Estate. Perusahaan real estate ini cukup berhasil mendapatkan beberapa penghargaan.

Tahun 2006 -an, Prakash berintegrasi dengan olefin plan di Afrika, mendirikan pabrik petrokimia terbasar di Afrika Barat dan terbesar kedua di Afrika.

Tahun 2009, Lohia bersaudara berhasil mengembangkan Indorama Synthetics menjadi perusahaan synthetic terbesar di dunia. Indorama Ventures dibentuk dengan penggabungan aset mereka. Di tahun yang sama, Indorama Ventures memutuskan melakukan go public melalui Bangkok Stock Exchange. Pada 2008, Indorama Corp membangun investasi ke negara lain, melalui Indorama Venture PCL, menjadi perusahaan polyester terbesar di dunia.

Prakash dan istrinya, Seema, memiliki dua anak Amit dan Shruti. Anak laki- lakinya, Amit berhasil menjadi magna cum laude dari University of Pennsylvania’s Wharton School of Business. Dia menjadi Menejer Direktur untuk Indorama Corporation and direktur perusahaan lainnya. Putrinya, Shruti Hora, lulus dari Babson Collage dan sekarang tinggal di Singapura.

Rabu, 23 Oktober 2013

Pendidikan Anak Usia Dini Menguntungkan

Profil Pengusaha Sukses Senita Jaya



Berawal susahnya mencari sekolah si kecil. Senita Jaya merasakan betul susahnya masuk TK. Alasannya mudah, anak Senita terlalu kecil untuk memulai TK. Tidak mau terus kecewa, ia memilih memulai sekolahnya sendiri. Senita membuka bisnis pendidikan pertamanya berorientasi pendidikan usia dini (PAUD). Bermodal tekat serta inspirasi yang kuat, ia pun bergegas membangunnya. Hampir putus asa, Senita terus mencari- cari pendidikan anak kecilnya.

Ia berjalan kesana kemari hingga jalan itu muncul. Dari sebuah brosur di pintung angkot yang ditumpanginya, dia berjalan menuju sebuah taman kanak- kanak. Taman kanak yang bernama TK Islami berada di kawasan Samarinda Utara, ketika ia mendatangi tempat tersebut; hanya sebuah taman yang disulap menjadi sekolah. TK Islami tersebut hanya lah dibangun di pekarangan rumah sebagai bisnis sampingan.

Dan, yang lebih mengejutkan bahwa sekolah tersebut berdiri diatas rumah milik warga. Pemilik TK tersebut ternyata bukanlah pemilik tanah, atau statusnya menyewa. Setelah lelah berjalan, mencari sekolah TK Islami, ia justru menemukan hal yang mengejutkan. Maski fasilitasnya kurang, sekolah tersebut menyampaikan aneka program baik dan Sanita bisa menerima anaknya di sana. Ada satu kali kilatan Senita sadar ternyata pendidikan tak perlu mewah.

Ternyata, dia menemukan pendidikan, bisa juga ya menjadi usaha menjanjikan. Inilah awal mula segalanya, bisnis sampingan kemudian berubah besar. Dia memulai bisnis sendiri; itung- itung membantu orang tua dan anaknya yang masih kecil. Sejak 2005, dia mulai mecicil modal usaha untuk membangun taman bermain. Dia selalu menyisikan uang yang diberikan suaminya sebagai belanja. Lambat laun sebuah sekolah mulai tercipta dengan biayanya sendiri walau baru kursi, meja, dan mainan anak- anak.

Ibunya, Sukeri dan Ayahnya, Syarif Suffendi, seorang dosen fakultas kehutanan Univerisitas Unmul, melihat sinis bisnis anaknya tidak akan berhasil. Mereka prihatin hanya 24 orang anak yang mendaftar di awal pembukaan. Meskipun begitu dia tetap meneruskan bermodal halaman depan rumah orang tuanya.

"Tak selalu diterima, brosur saya seringa ditolak mentah- mentah. Walau begitu saya tetap semangat," ingatnya di awal bisnis.

Meski sedikit, dia mengatakan itu bukanlah masalah baginya. Bagi Sanita yang terpenting anak- anaknya bisa gembira meski belajar seadanya. Lambat laun, persepsi positif tumbuh sejalan jumlah murid, Senita mencapai 185 murid serta menambah saran prasarana. Dia mengakui untuk semuanya butuh uang dan kerja keras. Dia mengaku awalnya biaya masuk belajar hanya sebesar Rp.600- 800 ribu bagi murid Play Group ataupun TK cuma SPP Rp.75.000.

Saat ini, Sanita menerapkan biaya yang lebih tinggi dengan uang masuk TK Rp.2,4 juta, dan PG sebesar Rp.2,2 juta. Sedangkan SPP, TK dikenakan biaya Rp.200 ribu dan PG sebesar $175 ribu. Apa tidak terlalu mahal? Tentu tidak, ia berkata harus benar- benar memilih guru yang tepat serta program yang mumpuni. Dia dibantu oleh 23 guru yang sebelumnya hanya sendiri mengembangkan bisnisnya akhirnya ke level lebih tinggi. Bagaimana dengan tempat?

Ia berekspansi tidak hanya dari depan rumah kedua orang tuanya. Bisnisnya, PG dan TK Silmi, kini berdiri di tanah pemberian orang tua sang suami. Ia juga resmi membuka cabang PG dan TK nya di JL. KH. Wahid Hasyim. Ibu dari bu dari Nabila, Nasywa, dan Nayla ini mengatakan, omzet dari usahanya ini bisa mencapai puluhan juta per- bulan. Sebelum jagung manis, Senita mengaku ada usaha lain tetapi gagal. Dia pernah menjual obat herbal hingga kerudung.

Sejak kuliah di Fakultas Pertanian Unmul memang dirinya hobi membuat pakain islami. Dia pun mengaku semuaya terjadi tiba- tiba kerena di memang menginginkan sekolah bagi anaknya. Senita Jaya mengaku bisnis sekolahnya mengantongi omset puluhan juta perbulan.

Selasa, 22 Oktober 2013

Bimbingan Belajar SSC Melaju Dengan Mutu

Profil Pengusaha Sony Sugema 

  

Maraknya bisnis pendidikan memberikan harapan baru bagi masyarakat. Mereka membutuhkan pendidikan alternatif ketika kesemrawutan pendidikan formal. Banyak bisnis pendidikan menawakan konsep waralaba mencoba berkembang lebih cepat. Tidak semua berhasil, beberapa malah layu sebelum berkembang. Tapi ini tidak mematahkan semangat pebisnis daerah. Salah satu contoh pengusaha sukses itu, ya, Sony Sugema, adalah pria lulusan SMA Negeri 3 Bandung.

Dia memulai bisnis pendidikan lebih awal. Semenjak ditinggal sang ayah ketika di bangku sekolah itu, ia mulai berpikir bagaimana menjadi mandiri. Ia mulai menjalankan bisnis les privat, dimulai teman- temannya sendiri. Biaya lesnya hanya Rp.5000 per- bulan tapi disinilah titik balik ide bisnisnya Pengalaman mengajar membuatnya semangat membangun sebuah lembaga pendidikan sendiri. Bermodal 1,5 juta, Sony mencoba membangun idenya yang kemudian bernama Sony Sugema Collage (SSC).

Ia menggunakan semua modal untuk membayar pegawai dan menyewa sebuah ruangan belajar. Awalnya, lembaga pendidikan miliknya hanya fokus persiapan menghadapi ujian masuk universitas. Bermodal metode fastest solution dan learning is fun, SCC berupaya membantu calon mahasiswa baru.

Minat Sony akan pendidikan tumbuh dari SMA hingga kuliah di jurusan teknik mesin ITB. Ia memutuskan mengajar sebelum mendirikan SCC; ia mengajar matematika di salah satu SMA Swasta. Berlanjut, dia mengajar di lembaga pendidikan hingga membangun sendiri. Dia percaya melalui metode SCC, mampu membantu siswa yang sering menganggap matematika atau fisika sebagai momok. Metode belajar miliknya ternyata berhasil menghasilkan prestasi siswa.

Ini menjadi media pemasaran tersendiri yang cukup efektif. Siswa siswa yang mengikuti bimbingan SCC semakin bertambah, sampai 1991 Sony memutuskan membuka cabang di Jakarta. Memon tersebut menjadi hal tersendiri bagi tumbuhnya bisnis SSC di Indonesia. Setelah dua puluh tahu, ia telah mereguk keberhasilan bisnis itu sendiri. Ia memiliki empat perusahaan berbasis pendidikan Segudang penghargaan menghampirinya atas keberhasilan mengembangkan bimbingan belajar ternama di Indonesia.

Sony Sugema sendiri selalu memiliki tekat kuat untuk berjalan langkah demi langkah hingga mencapai puncak keberhasilan.

Senin, 21 Oktober 2013

Bisnis Waralaba Taman Kanak Kanak Alternatif

Profil Pengusaha Rahmi Salviviana 



Niatnya membantu kebutuhan keluarga berbuah manis. Melalui ketekunan serta kemampuan melihat peluang, Rahmi Salviviana sukses berbisnis di bidang pendidikan. Dia yang berdomisili di Pekanbaru, Riau, melihat bahwa bisnis taman kanak- kanak sangat menjanjikan. Berbekal pengalaman pribadi, ia kini merubah arah hidupnya menjadi lebih baik. Vivi merintis usahan ini semenjak tahun 2008. Saat itu, ia menggunakan merek waralaba lokal.

Dia dulu bekerja sebagai frenchiser atau pengguna waralaba milik orang lain; itu bukan lah miliknya. Setelah dua tahun, ia akhirnya memberanikan diri membuka merek bisnis sendiri, namanya Alifa Kids, fokus pada pendidikan anak usia dini. Sekolah ini mempersentasikan visinya; amanah, loyal, integritas, fatonah, cerdas, adil, kerja sama, inisiatif, disiplin, dan santun. Ia selalu berharap anak- anak didiknya di TK Alifa Kids menjadi anak pintar dan siap masuk SD.

Baca juga: https://sejasaku.net/jasa-pembuatan-taman-di-makassar/

Lulusan hubungan internasional Universitas Riau ini mengaku, bisnisnya berawal dari keinginan membantu keluarga. Saat itu, ia sendiri mempunyai seorang putri berumur empat bulan belum masuk TK. Vivi ingin agar tetap produktif sekaligus mendidik putrinya sendiri.

Melalui Alifa Kids, ia ingin membantu orang tua yang memiliki keterbatasan waktu untuk berinteraksi dengan anaknya. Fokusnya tidak hanya Intelligence Quote (IQ), tapi bagaimana pembentukan karakter. Kesuksesan menurut Vivi 85% -nya berasal dari karakter anak itu sendiri. Dengan fokus dan konsep matang, Alifa Kids mendapatkan berbagai penghargaan. Kini Alifa Kids memiliki lebih dari 350 siswa, dimana tiap bulannya berbeda- beda.

Vivi menyediakan dua jenis pendidikan dan keduanya memiliki biaya berbeda. Untuk siswa setengah hari, orang tua membayar Rp.375.000 dan siswa satu hari penuh membayar Rp.800.000. Alifa Kids mengambil biaya tahunan Rp.4 juta- 5 juta. Usaha ibu 30 tahun in mendapatkan penghargaan Honda Youth Start Up tingkat regional dan nasional oleh Mark Plus. Bank Mandiri kemudian menghantarkan Vivi sebagai finalis nasional di Wirausaha Muda Mandiri.

Alifa Kids total memiliki 60 pegawai dibawah Alifa Management. Ia mendorong pegawainya selalu mandiri bahkan mendorong mereka berwirausaha. Mereka, pegawai Alifa Kids, sepulang mengajar mereka akan sibuk menjalankan usaha kelompok; seperti berjualan pakaian.

Wirausahawan mandiri


Rahmi Salviviani mengaku merintis bisnisnya di tahun 2008 dengan modal terbatas. Ia kala itu meminjam uang dari beberapa saudara hingga terkumpul 50 juta. Tapi, modal usaha tersebut tidak lah bertahan lama meski bisnis telah berjalan. Vivi pun memutar otak, meminta suaminya ikut membantunya hingga keluar dari pekerjaannya. Mereka berdua menjalankan bisnis tersebut bersama. Hasil Alfia Kids di awal digunakan guna balik modal, diputar kembali mengembangkan bisnisnya lebih lagi.

Mereka pun tidak segan mengikuti beberapa seminar kewirausahawan pendidikan. "Investasi terbesar kami adalah mengikuti seminar pelbagi," tuturnya. Kendati telah mendapatkan banyak pengetahuan terbukti tidak menjamin tidak adanya halangan.

Halangan itu pasti ada, membuat bisnisnya menjadi lebih baik. Yang terpenting adalah sumber daya manusia, ia tidak menganggap sepele hal tersebut. Vivi bahkan mengadakan pelatihan untuk pengajar baru. Melalui Alifa Management mencoba membentuk pribadi yang mampu membentuk pribadi siswa, serta memiliki jiwa kewirausahawan. Ia bahkan mengajarkan pegawainya sehingga mereka berbisnis setelah mengajar; seperti berjualan pakaian.

Sukses bisnis pendidikan usia dini, Vivi berencana merambah bisnis sekolah dasar. Ia berencana membuka beberapa sekolah dasar di Pekanbaru. Untuk TK sendiri, ia berharap untuk masuk lebih dalam ke penjuru Indonesia. Beberapa orang telah menawarinya berwaralaba tetapi tidak untuk sekarang- sekarang; ia merasa membutuhkan persiapan.

"Pada dasarnya, saya tidak mau merugika pihak yang tertarik untuk bermitra atau menjadi franchise Alifa Kids," ungkapnya. Sembari menuggu kesiapan, ia telah bergerak membangun sekolah dasar di Pekanbaru. Dia memperkirakan terbangun dua sampai tiga tahun lagi. Ia juga menyebut tidak boleh tergesa- gesa dalam hal berekspansi.

"Godaan untuk masuk sektor usaha lain seringnya menjadi "racun" bagi sebagian besar pengusaha terutama pemula," tuturnya. Ia yakin beberapa pengusaha gagal karena melihat bisnis lain. Dia juga percaya selalu menganggap pegawainya sebagai mitra. Oleh karena itu, sekolah harus menghargai jasa gurunya makanya bisnis tidak instant.